Jakarta, AutonetMagz – Salah satu kelengkapan keamanan aktif pada kendaraan yang saat ini mulai diperhatikan dan menjadi fitur di beberapa mobil baru ini memiliki banyak nama yang berbeda di setiap produsen yang menggunakan teknologi ini. Itulah dia ESC atau yang biasa dikenal dengan nama Electronic Stability Control.
Electronic Stability Control adalah sebuah sistem yang akan membantu pengemudi mengkoreksi pengendalian untuk mengurangi terjadinya understeer atau oversteer yang dapat membahayakan perjalanan anda, makanya tidak heran jika ESC harus dimatikan ketika kita akan melakukan drifting. Pertama kali, ESC dikembangkan oleh Mercedes Benz bersama Bosch dan diterapkan di Mercedes Benz S Class W140 di tahun 1995, di tahun yang sama juga, BMW juga menggunakan ESC yang disuplai oleh Bosch.
ESC bekerja melalui beberapa sensor yang akan melihat gejala ban kehilangan traksi, lalu sistem akan bekerja dengan melakukan pengereman secara individual di masing-masing untuk membuat mobil tetap berada dalam pengendalian pengemudi. Karena bekerja melalui sistem pengereman, ESC membutuhkan modul ABS untuk bekerja ditambah dengan sensor-sensor tambahan seperti Yaw Rate Sensor, Lateral Acceleration Sensor, Steering Wheel Sensor dan Sensor kecepatan masing-masing ban. Lucunya karena sensor-sensor tersebut juga dibutuhkan untuk mengadopsi teknologi Traction Control, maka tidak heran jika fitur ESC biasanya sudah termasuk Traction Control di dalamnya.
Pada penelitian NTHSA di Amerika, mereka menyatakan bahwa ESC membantu mengurangi angka kecelakaan hingga 35%, terutama pada SUV yang umumnya memiliki pengendalian yang tidak sebaik sedan, ESC mampu mengurangi tingkat kecelakaan SUV hingga 67% melalui studi di tahun 2004. Di tahun 2006, NTHSA juga menyebutkan bahwa penggunaan ESC telah mencegah terjadinya 10.000 kecelakaan fatal di Amerika Serikat. Maka tidak heran jika di beberapa negara sudah mengharuskan penggunaan ESC di setiap mobil baru seperti Amerika Serikat, Canada dan beberapa negara Eropa.
Namun lucunya, setiap pabrikan memiliki nama tersendiri untuk teknologi Electronic Stability Control pada produknya masing-masing. Namun tetap nama Electronic Stability Control atau yang dikenal dengan ESC menjadi nama standar pada regulasi-regulasi dunia karena digunakan dalam European Automobile Manufaturers Association (ACEA), Society of Automobile Engineers (SAE), New Car Assesment Programme (NCAP) dan Japan Automobile Manufacturers Association. Nah berikut adalah nama-nama dari Electronic Stability Control pada merek-merek mobil di dunia
Active Stability Control (ASC) = Mitsubishi
AdvanceTrac = Lincoln, Mercury
Controlla Stabillita = Ferrari
Dynamic Stability Control (DSC) = BMW, Jaguar, Land Rover, Mazda, Rover Group, Mini
Dynamic Stability and Traction Control (DSTC) = Volvo
Electronic Stability Control (ESC) = Kia, Hyundai, Tesla, Skoda, Proton
Electronic Stability Program (ESP) = Audi, Bentley, Bugatti, Citroen, Chrysler, Dodge, Daimler, Fiat, Ford, Holden, Hyundai, Jeep, Kia, Lamborghini, Mercedes Benz, Opel, Peugeot, VW, Vauxhall, Smart, Skoda, SEAT, Renault, Saab
Electronic Vehicle Stability Control (EVSC) = Isuzu
Maserati Stability Program (MSP) = Maserati
Porsche Stability Management (PSM) = Porsche
Precision Control System (PCS) = Oldsmobile
Stabilitrack = Buick, Chevrolet, General Motors, Pontiac, Saturn
Vehicle Dynamic Control (VDC) = Alfa Romeo, Fiat, Infiniti, Nissan, Proton
Vehicle Dynamics Integrated Management (VDIM) = Lexus, Toyota
Vehicle Stability Assist (VSA) = Acura, Honda, Hyundai
Vehicle Stability Control (VSC) = Daihatsu, Lexus, Toyota
Read Next: Mitsubishi Indonesia Kembali Beri Bantuan Untuk Pendidikan Indonesia