AutonetMagz.com – Industri otomotif di dunia saat ini tengah mengaami banyak gejolak. Mulai dari banyaknya brand baru, lumayan masifnya elektrifikasi, beberapa brand bermasalah finansial dan juga perang dagang. Dan sadar atau tidak, brand asal Tiongkok menyumbang peranan yang krusial pada industri otomotif global saat ini. Nah, kali ini, ada sebuah wacana menarik yang menyinggung beberapa brand China berskala besar seperti BYD, Changan dan Dongfeng.
Pemerintah China Ingin Lewati BYD
Sebagai background supaya kalian relate, kami akan jelaskan dahulu beberapa fakta menarik. Pertama, saat ini BYD merupakan brand NEV (New Energy Vehicle) dengan pangsa dan pertumbuhan terbesar di China. Kedua, pasar otomotif China adalah yang terbesar di dunia saat ini. Dan ketiga, mayoritas brand otomotif di China merupakan BUMN / BUMD alias state owned, namun tidak dengan BYD, Geely dan beberapa perusahaan swasta lainnya. Nah, dari fakta-fakta tersebut, muncul sebuah ide dari Pemerintah China untuk ‘bersaing’ dengan BYD lewat pabrikan plat merah mereka.
Mungkin sebuah hal yang agak unik melihat fakta tersebut. Seperti yang kita ketahui bersama, Pemerintah China sangat memberikan support pada industri dalam negeri mereka untuk berkembang. Lantas, mengapa mereka malah ingin bersaing dengan BYD? Nampaknya, kini Pemerintah China punya pendekatan yang berbeda. Jikalau sebelumnya Pemerintah China membiarkan bahkan mendukung ratusan brand otomotif di China, maka kini mereka ingin merampingkan kondisi tersebut. Dengan menggabungkan resources mereka di sektor R&D dan manufaktur, maka gabungan dari pabrik mobil di China yang dimiliki oleh Pemerintah bisa lebih kompetitif.
Gabungkan Changan dan Dongfeng, Bisa?
Setidaknya, ada sekitar 100 brand otomotif yang dimiliki oleh Pemerintah China. Sebut saja nama besar seperti Changan, Dongfeng hingga FAW. Ketiganya merupakan pemain kakap di industri otomotif China, bahkan juga sudah go international. Mengacu pada pemberitaan South China Morning Post, Pemerintah China mempertimbangkan untuk menggabungkan Changan dan Dongfeng dalam sebuah holding group baru. Jikalau hal ini terwujud, maka bisa jadi kolaborasi ini akan melewati BYD dan menjadi grup otomotif terbesar di China. Khususnya untuk segmen NEV yang kini dikuasai oleh BYD dan Tesla.
Jikalau ada tantangan, maka kami akan menggaris bawahi kebijakan joint venture pada brand asing yang masuk ke China. Seperti Nissan, Honda dan Peugeot yang bekerja sama dengan Dongfeng. Ataupun Ford dan Mazda yang bekerja sama dengan Changan. Meleburkan Dongfeng dan Changan menjadi satu tentunya akan membawa persoalan baru terhadap kebijakan JV ini. Jadi, kita lihat saja seperti apa perkembangannya. Bagaimana menurut kalian?
Read Next: Sambut April, Piaggio Group Tebar Berbagai Penawaran Istimewa