AutonetMagz.com – Dalam beberapa tahun terakhir, nama BYD memang melesat cukup pesat di pasar internasional berkat inovasi mereka di segmen NEV. Produk-produk bertenaga listrik mereka dipasarkan ke pasar global dan mendapatkan respon yang positif dari publik. Namun, namanya produk memang tidak bisa sepenuhnya sempurna. Oleh karenanya, sama seperti brand besar lainnya, BYD juga dihadapkan pada masalah produk sehingga hampir 100 ribu mobil mereka harus di-recall. Yuk kita bahas.
EPS Bermasalah, Mobil Bisa Terbakar
Jadi, baru-baru ini BYD mengumumkan adanya adanya program recall sebanyak 96.714 unit yang meliputi 2 model yaitu BYD Dolphin dan BYD Yuan Plus alias BYD Atto3. Program recall ini sendiri sudah berlangsung di China sejak tanggal 30 September 2024 kemarin karena adanya potensi kebakaran dari kedua model tersebut. Lantas, apa yang terjadi pada kedua model yang juga dijual di Indonesia ini? Jadi, China State Administration for Market Regulation (SAMR) menemukan bahwa kedua model ini menggunakan komponen EPS Controller yang mengalami defect saat proses manufacturing. Lantas, apa hubungannya EPS dengan potensi kebakaran?
Jadi, kapasitor yang ada di dalam komponen ini bisa mengalami retakan mikro, dan jikalau mobil tetap digunakan, maka retakan di kapasitor bisa meluas. Alhasil, retakan tersebut akan memicu konsleting, overheating dan menimbulkan potensi untuk terbakar. Nah, ada 2 entitas BYD yang akan bertanggung jawab untuk melakukan recall ini yaitu BYD Auto Industry Co., Ltd. dan BYD Auto Co., Ltd. Untuk BYD Auto Industry, mereka akan melakukan recall pada 87.762 unit kendaraan yang diproduksi antara 4 Februari 2023 hingga 26 Februari 2023. Sedangkan BYD Auto akan melakukan recall pada 8.952 unit yang diproduksi anyata 2 November 2022 hingga 19 Juni 2023.
BYD Bebaskan Biaya Penanganan
Proses recall sendiri akan melibatkan jaringan diler BYD, dimana nantinya diler akan memasang insulation pads pada komponen yang bermasalah. Tak ada biaya yang akan dibebankan pada konsumen dalam program ini sendiri. Setiap konsumen yang memiliki unit kendaraan yang bermasalah juga akan dihubungi pihak BYD baik melalui email, WeChat maupun lewat panggilan telepon. Nah, yang terpenting, apakah produk yang bermasalah ini juga bisa kita temukan di pasar Indonesia? Kamis edang mengkonfirmasi hal tersebut pada pihak BYD Indonesia. Apalagi, kedua model tersebut dijual di Indonesia dan sama-sama diproduksi pabrik di China.
Jadi, bagaimana menurut kalian?
Read Next: Satu Hari Menjelang IMX 2024, Siap Memukau Industri Modifikasi & Lifestyle