GAIKINDO : Harga Mobil Terus Naik, Daya Beli Publik Memburuk

by  in  Berita & Nasional
GAIKINDO : Harga Mobil Terus Naik, Daya Beli Publik Memburuk
0  komentar

AutonetMagz.com – Kalau kalian perhatikan, ada cukup banyak kejutan demi kejutan di pasar otomotif nasional di tahun 2024 ini. Mulai dari model baru, bahkan merk baru yang menunjukkan minatnya pada pasar Indonesia. Namun, ada sebuah fakta suram yang harus kami angkat. Dimana penjualan mobil GAIKINDO di tahun 2024 ini sebenarnya sedang tidak baik-baik saja.

Penjualan GAIKINDO Turun Drastis Tahun Ini

Kami bertemu sejumlah stakeholder industri otomotif di level dealer dan hampir semua brand kompak menyatakan bahwa penjualan mobil tahun ini tidak menggembirakan. Tren penjualan masih ada di level yang negatif, dan cukup sulit untuk mendapatkan konsumen yang ingin membeli kendaraan. Bahkan, sejumlah brand besar asal Jepang dan Korea Selatan juga masih struggle dengan capaian penjualan mereka. Usut punya usut, daya beli masyarakat yang menurun karena kondisi ekonomi yang kurang baik serta adanya efek tahun politik masih membayangi industri otomotif nasional.

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Jongkie Sugiarto menilai bahwa turunnya daya beli masyarakat membuat industri otomotif masih di tren negatif. Konsumen terlihat mengerem pengeluaran mereka untuk belanja otomotif di tahun 2024 ini. Mengacu pada data GAIKINDO, Per Mei 2024, penjualan wholesales (dari pabrik ke dealer) turun 21 persen year on year (YoY) menjadi 334.969 unit. Yap, angka penurunannya terbilang besar. Selain itu, penjualan retail (dari dealer ke konsumen) juga ikut terkoreksi 14,4 persen secara YoY menjadi 361.698 unit. Tentunya, angka ini membuat banyak pegiat usaha otomotif jadi kelimpungan.

Harga Terus Naik, Daya Beli Menurun

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menyatakan bahwa kalangan menengah jadi yang paling terdampak. Tauhid menjabarkan bahwa masyarakat di kalangan menengah kini lebih memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan utama mereka atau kebutuhan pokok ketimbang memenuhi kebutuhan tersier. Termasuk juga membeli mobil. Naiknya harga mobil serta suku bunga membuat konsumen tak punya banyak pilihan. “Konsumen dihadapkan pilihan sulit, karena laju kenaikan harga mobil tidak diimbangi oleh perbaikan daya beli masyarakat,” ujar Tauhid.

Jadi, bagaimana menurut kalian?

Read Prev:
Read Next: