Autonetmagz.com – Di era yang serba digital ini, semua hal mendapatkan modernisasi, mobil adalah salah satunya. Fitur-fitur yang dulunya mungkin hanya ada di pesawat atau mungkin kapal-kapal, sekarang juga bisa diterapkan di mobil-mobil modern yang sangat menuntut keselamatan. Mengutip laporan dari Automotive News Canada, dengan munculnya teknologi keselamatan canggih maka akan membuat transmisi manual pensiun lebih dini. Teknologi pengereman otomatis pada khususnya, bersama dengan fitur keselamatan aktif lainnya, dianggap menjadi paku terakhir dalam peti mati untuk pecinta stick-shift garis keras. Mengapa? karena transmisi manual dianggap tidak mampu bekerja dengan baik atau bekerja sama dengan sistem-sistem canggih tersebut sebagai sebuah sistem yang utuh, berbeda dengan transmisi otomatis. Apa aja penyebabnya? Mari kita bahas.
Penerapan Sistem Pengereman Otomatis
Dengan menjamurnya EV, serta semakin pesatnya teknologi, porsi pasar mobil dengan transmisi manual semakin mengecil. Dulunya, para pembeli mungkin lebih menyukai performa dan penghematan bahan bakar dari penggunaan manual dibandingkan yang otomatis. Namun, berkat perkembangan teknologi yang semakin modern, celah antara manual dan otomatis makin mengecil. Maksudnya adalah transmisi otomatis modern sudah mampu memberikan performa dan kehematan bahan bakar yang lebih irit dari versi manual sekalipun. Artinya, kondisi ini secara efektif menurunkan pangsa pasar manual gearbox menjadi makin sempit, khususnya untuk pelanggan enthusiast.
Meskipun demikian, beberapa produsen mobil tetap menawarkan manual di line-up mereka walaupun harus mempertanyakan berapa lama pabrikan akan terus menawarkan manual ketika sistem AEB menjadi kewajiban. Sistem Mekanika yang tersedia membuat sistem AEB lebih gampang bekerja sama dengan transmisi otomatis dibandingkan dengan mobil manual. Sebagai contoh, Subaru Canada tidak menawarkan paket keamanan Eyesight pada line-up manual mereka. Perusahaan melakukannya karena kendaraan manual mereka tidak memiliki rem parkir elektronik atau EPB yang diperlukan untuk mencegah merayapnya mobil setelah pengintegrasian AEB. Walaupun penerapannya secara teknis adalah mungkin, alasan ekonomi menjadi alasan Subaru untuk tidak melakukannya. Meskipun begitu, Subaru Canada melaporkan walaupun pesanan untuk varian manual menurun kurang dari 10 persen pada 2019, permintaan untuk mobil sport manual seperti Subaru WRX / STI dan Subaru BRZ meningkat dalam empat tahun antara 2016 dan 2020.
Pada 2016, Mazda Canada melaporkan bahwa 19,2 persen mobil yang terjual merupakan varian manual, hanya untuk melihat realita pahit kalau angka tersebut menurun menjadi hanya 6,4 persen di 2020. Dengan turunnya permintaan varian manual yang bisa dibuktikan dari data penjualan, tidak sulit untuk melihat mengapa biaya tambahan yang diwajibkan dapat dijadikan alasan mudah untuk menyisihkan varian manual secara total. Anton Pawczuk, juru bicara manajemen produk Subaru berbicara kepada Automotive News Canada, bahwa perusahaan tetap berkomitmen untuk menawarkan kendaraan yang dilengkapi manual. Namun, peraturan dapat mengubah hal itu dalam sistem AEB wajib. Anton Pawczuk berkata, “Jika suatu hari nanti kewajiban itu diamanatkan, maka kita harus melihat kondisinya”.
EV dan Hybrid Juga Dianggap Bunuh Transmisi Manual
Faktor lain yang berkontribusi pada kemungkinan pensiun dini dari transmisi manual adalah pergeseran sumber energi. Membangun EV dengan transmisi manual terasa tidak masuk akal, Kecuali anda memakai BYD E3, mobil EV yang viral gegara transmisi manual yang dipakainya. Hal yang sama berlaku untuk hybrid, teknologi yang memakai 2 penggerak tenaga yang sangat dikuasai oleh Toyota. Jörg Trampler, direktur divisi Electrified Powertrain Technology di pusat teknik ZF North American Engineering yang bermarkas di Livonia, Michigan, menyatakan bahwa untuk mengaplikasikan transmisi manual ke penggerak hybrid memerlukan teknologi tambahan, seperti kopling elektronik. E-clutch diperlukan untuk memastikan mulusnya distribusi antara sistem pembakaran internal (Internal Combustion) dan tenaga listrik.
Dengan demikian, sulit untuk mengelak bahwa kedepannya, bakalan lebih banyak pabrikan akan memilih untuk tidak mengadaptasi teknologi terbaru mereka hanya untuk menyenangkan kelompok penggemar transmisi manual garis keras. Hal ini terbukti dengan statistik terbaru dari IHS Markit dan ZF Group yang menunjukkan bahwa pasar global untuk transmisi manual turun hingga 17,1 persen, dan hanya 1,2 persen untuk pasar Amerika Utara. Laporan tersebut selanjutnya mengungkapkan bahwa dari data penjualan tahun lalu, IHS menemukan bahwa kendaraan penjualan mobil listrik di Amerika Serikat melebihi penjualan mobil manual.
Perubahan menuju modernisasi ini ibaratnya 2 mata pisau. It can either hurt you or help you to have the edge. Tak terkecuali untuk move on dari transmisi manual yang sudah mau ditinggalkan pabrikan mobil. Sampaikan opini kalian, kawan.
Read Next: Suzuki Gandeng JakLingko Gairahkan Kembali Penggunaan Angkot