AutonetMagz.com – Sejak awal tahun 2022 ini, nama ‘Mobil Rakyat’ kembali muncul dan jadi perbincangan hangat diantara insan otomotif Indonesia. Nama ‘Mobil Rakyat’ disini bukan merujuk pada model mobil Mazda di masa lalu, namun merujuk pada program spesial yang akan menjadi suksesor dari PPnBM DTP di tahun 2022 ini. Lantas, bagaimana respon pabrikan terhadap isu ‘Mobil Rakyat’ ini? Ternyata Daihatsu Indonesia buka suara terhadap kabar ini. Malahan, mereka secara terang – terangan menyatakan sangat berharap program ini segera mendapatkan lampu hijau dan diwujudkan jadi kenyataan. Yuk kita kupas lebih dalam.
Nantikan Program Mobil Rakyat
“Daihatsu berharap, semoga program Mobil Rakyat dapat segera diwujudkan, dan pasar otomotif Indonesia dapat terus tumbuh,” ujar Budi Mahendra, Marketing Product Planning Division Head PT Astra Daihatsu Motor (ADM). Saat ini, posisi Daihatsu masih menunggu kejelasan program tersebut. Sembari menunggu, Astra Daihatsu Motor (ADM) pun menyiapkan 3 skema yang mungkin terjadi di tahun 2022 ini terkait program ‘Mobil Rakyat’. Skema pertama adalah skema positif, dimana asumsinya program ‘Mobil Rakyat’ akan disetujui dalam waktu dekat ini, yaitu di bulan Februari 2022. Jikalau kondisi ini yang terjadi, maka Daihatsu cukup optimis, target GAIKINDO di angka 900 ribu kendaraan pada tahun 2022 ini bisa terpenuhi, atau malah mungkin lebih. Namun itu adalah best case yang bisa terjadi. Masalahnya, hingga detik ini, masih belum ada kejelasan mengenai program ‘Mobil Rakyat’ tersebut. Oleh karenanya, Daihatsu pun menyiapkan 2 skema lain. Skema kedua adalah skema Moderat, dimana asumsinya program ‘Mobil Rakyat’ akan muncul di pertengahan tahun 2022.
Yap, jadi perkiraannya adalah pasca lebaran 2022 atau sekitar bulan Juni 2022. Jikalau program ‘Mobil Rakyat’ baru muncul pada momen tersebut, Daihatsu memprediksi penjualan mobil akan berada di angka 850 ribuan unit, atau turun sekitar 37 ribuan unit dibandingkan tahun 2021 kemarin. Kok bisa? Jelas, karena paruh pertama tahun 2022 ini tidak akan ada program apapun dari Pemerintah, dan imbasnya konsumen akan lebih menahan diri untuk membeli mobil baru. Namun, di sisi lain, kehadiran program ‘Mobil Rakyat’ di pertengahan tahun akan terbantu dengan adanya GIIAS 2022 di bulan Agustus 2022 mendatang. Dan skema terakhir adalah skema worst case, atau oleh dibahasakan oleh Daihatsu yaitu Pesimis. Dalam skema ini, program ‘Mobil Rakyat’ tidak akan disetujui, dan artinya tak ada program bantuan apapun dari Pemerintah di tahun 2022 ini. Dengan kondisi tersebut, diperkirakan market Indonesia akan kembali turun ke angka 800 ribuan unit, atau setara dengan target tahun 2021 kemarin. Tentunya ini bukan harapan semua orang di sektor otomotif.
Pentingnya Program Mobil Rakyat
Lantas, sepenting itukah program ‘Mobil Rakyat’? Yap, tentu penting, karena ada fenomena yang cukup ‘mengerikan’ bagi calon konsumen di awal 2022 ini. Apalagi kalau bukan kenaikan harga. Daihatsu sendiri telah melakukan penyesuaian harga pasca relaksasi PPnBM DTP yang resmi berakhir di tanggal 31 Desember 2021 kemarin. Penyesuaian harga sejalan dengan peraturan pemerintah terkait implementasi pajak baru. Ada pun penyesuaian harga terdapat pada model LCGC seperti Sigra, dan Ayla sebesar 3%, serta mobil berpenumpang lainnya seperti Terios, Xenia, Rocky, Gran Max, dan Luxio mulai dari 15 hingga 20%. Kalau mau dirinci, Daihatsu Xenia, Daihatsu Rocky, dan Daihatsu Terios dikenakan PPnBM 15%, sedangkan Daihatsu GranMax MB dan Daihatsu Luxio dikenakan PPnBM sebesar 20%. Alhasil, peningkatan harga yang terjadi pun signifikan, mencapai 3,5 jutaan di segmen LCGC, dan 20 jutaan lebih untuk segmen lainnya. Sedangkan segmen komersial tak terpengaruh, hanya ada kenaikan harga tahunan sebesar 1 jutaan Rupiah saja. Kondisi inilah yang harus diredam dengan hadirnya program ‘Mobil Rakyat’.
Jadi, bagaimana menurut kalian, kawan?
Read Next: Toyota Indonesia Optimis Pasar Land Cruiser Tembus 300-an Unit!