AutonetMagz.com – Kami sebenarnya sudah pernah mereview Chevrolet Trax secara lengkap, baik itu di Korea, di Sentul dan di Jakarta, baik dalam bentuk artikel atau video. Menurut kami, mobil ini hampir jadi one complete package : mesin jempolan, fasilitas mumpuni, fitur keselamatan lengkap dan terbaik di kelasnya, luas kabin memadai dan lain-lain. Ingat, hampir jadi, karena andai saja tampilannya bisa lebih eye-catching lagi, bukan mustahil Trax bisa menuai lebih banyak acungan jempol.
Namun saat GM Indonesia mengundang kami untuk menjelajahi 3 daerah sekaligus : Pondok Indah (Jakarta), Puncak (Bogor) dan Kota Baru Parahyangan (Bandung) bersama Chevrolet Trax, kami tidak akan melewatkannya. Start dari Jakarta, sedikit kepadatan pasti dijumpai, namun setelah masuk tol JORR, tenaga 140 PS dan torsi 200 Nm… tetap belum terpakai semuanya, masih agak padat. Barulah di Jagorawi, semua tenaga dan torsi tersebut terasa nikmatnya.
Torsi 200 Nm-nya sendiri sangat bermanfaat di jalanan Puncak. Karena tersedia sejak putaran mesin rendah, tidak usah gas pol saat ingin menanjak atau menyalip mobil lain, kami pun bisa mendaki gunung lewati lembah seperti Ninja Gozaru. Sedikit sayang, mode manualnya tetap saja tidak nikmat untuk dipakai. Selain metode pengoperasiannya yang aneh, ia agak lambat saat disuruh naik gigi, meski cukup cepat saat disuruh turun gigi.
Sedikit catatan mungkin untuk Chevrolet Trax facelift, supaya mode manualnya diganti dengan yang lebih normal. Setelah menghabiskan malam di sebuah resort di Puncak, perjalanan dilanjutkan menuju Bandung. Mumpung suasana di Puncak masih adem, kami mematikan AC dan membuka sunroof untuk menikmati daerah Puncak. Melalui beberapa tempat yang bersejarah seperti jembatan tua yang masih kokoh, banyak fotografer yang ingin mengabadikan perjalanan ini.
Perjalanan pulang dari Bandung ke Jakarta ditempuh melalui tol Cipularang. Suspensi Chevrolet Trax sebenarnya tidak sekeras Nissan Juke, namun juga tidak senyaman Honda HR-V misalnya. Cenderung pas, karena karakter tol Cipularang yang bumpy masih terasa oleh penumpang di dalam mobil, tapi tidak sampai taraf annoying. Handling saat melalui jalanan berbelok juga masih wajar, tidak ada gejala body roll berlebihan.
Sesampainya di Jakarta, hujan deras mengguyur hingga jam berbuka puasa, jadilah para awak media dan pihak GM Indonesia berbuka puasa di dalam Chevrolet Trax. Mungkin ini maksud dari nama acaranya, “Stay On Trax” bahkan hingga berbuka puasa tetap Stay On Trax. Oh ya, fasilitas yang paling sering dipakai di dalam Chevrolet Trax selama perjalanan adalah koneksi nirkabel, USB, Siri, hill descent control dan colokan listrik di bagian belakang. Kami akui, semuanya yang disebut itu sangat berguna.
Mungkin Siri yang tidak semuanya pakai, karena tidak semua orang punya iPhone. Hill start assist dan stability control juga sangat berguna, khususnya saat di tanjakan dan jalanan licin. Oh ya, ngomong-ngomong, katanya Chevrolet Indonesia punya kejutan untuk GIIAS 2016. Apa jangan-jangan Chevrolet Captiva facelift ya? Atau Chevrolet Orlando facelift mungkin? Ah sudahlah, kita tunggu saja. Sampai jumpa di GIIAS 2016.
Read Next: Motor Mahal di Indonesia Ducati XDiavel Sudah Ada Yang Punya!