Media Drive Aion Hypetec HT Jakarta – Bogor, Bagaimana Impresinya?

by  in  Berita & GAC Aion & Merek Mobil
Media Drive Aion Hypetec HT Jakarta – Bogor, Bagaimana Impresinya?
0  komentar

AutonetMagz.com – Pada hari Rabu (16/10) kemarin, Autonetmagz diundang oleh GAC Aion Indonesia untuk mencoba langsung impresi berkendara dari Aion Hyptec HT. Mengambil titik kumpul di Aion Warung Buncit, acara ini diikuti oleh 24 media dan 6 mobil. Media drive kali ini mengambil rute dari Aion Warung Buncit menuju Sudo Brew Sentul untuk makan siang, kemudian menuju Anantya Horse Riding dan berakhir di La Moringa, Kemang, Jakarta Selatan.

Driving Impression

Start sekitar pukul 10.30, mobil langsung kami arahkan ke tol Jagorawi. Secara mengejutkan, walaupun mobil ini memiliki tenaga yang cukup buas (250 kw/430 Nm) respon pedal gasnya tidak langsung ngejambak. Sehingga, bisa dibilang ia masih bisa dibawa kalem. Beda cerita ketika pedal gasnya kita perlakukan secara agresif, maka responnya akan se-‘brutal’ itu. Regenerative braking yang diusung juga dapat memberhentikan mobil dengan halus.

Anehnya disini suara hingar bingar jalanan lebih terdengar dibandingkan suara angin dari roda. Mungkin karena penggunaan frameless door? Beralih ke visibilitas, visibilitas ke belakang agak kurang karena kaca belakang yang melandai. Sayangnya lagi, mobil ini juga belum dilengkapi dengan digital rear view-mirror. Mengenai bantingan suspensinya, mobil ini cukup empuk dan tidak terlalu limbung. Gejala limbung mulai terasa ketika mobil ditekuk ekstrim saat kecepatan tinggi.

Interior dan Fiturnya

Beralih ke Interior, kabinnya cukup nyaman dan lega layaknya MPV. Fasilitas penunjang kenyamanannya cukup banyak seperti memory seat, legrest di jok depan, dan pijakan kaki di jok belakang. Sebagai catatan, pijakan kaki di jok belakang baru bisa optimal digunakan ketika jok depan dimajukan habis. Itupun tidak cocok untuk anda yang tingginya diatas 170 cm. Sementara di belakang kursi pengemudi, tersedia meja lipat dan kantung penyimpanan dibawahnya. Kayaknya lebih baik keduanya dipasang begini deh.

Namun, adaptasi yang perlu dilakukan ketika membawa mobil ini bukan di pedal gas, melainkan pengoperasian fitur-fiturnya. Seperti penggunaan switch power window, ia menggunakan mekanisme terbalik (tekan teatas untuk turun, dan tekan kebawah untuk naik). Awalnya, kami mengira power window ini tidak dilengkapi auto-down. Namun ternyata untuk mengoperasikannya ternyata cukup ditoel saja, bukan ditahan agar kaca bisa langsung terbuka.

Itu baru sebagian kecil, kelemahan utamanya ada pada pengaturan yang terlalu terpusat pada layar infotainnent tengah. Sehingga bisa menimbulkan distraksi dan lebih banyak memakan waktu untuk mengoperasikannya. Tapi iya sih, interior jadi lebih clean dengan minimnya tombol fisik. Namun kami khawatir dalam pemakaian jangka panjang, bisa saja layar infotainment itu ngadat. Kalau sudah begini, fitur sesimpel AC saja mungkin tidak bisa digunakan

Read Prev:
Read Next: