AutonetMagz.com – Jika anda termasuk orang yang update dengan isu terbaru di media sosial, tentu anda ingat tentang kejadian mobil Hummer yang digosipkan melaju berlawanan arah dan menyusahkan pengendara lain. Tenang saja, kami tidak akan memberitakan tentang peristiwa konyol itu, melainkan kami jadi ingat kalau pada 24 Mei 2015 kemarin adalah tepat 5 tahun merek yang bernaung di bawah bendera General Motors (GM) ini dihentikan produksinya.
Padahal saat memulai bisnisnya, Hummer termasuk mobil yang punya sejarah unik. Hummer sebenarnya adalah kendaraan perang tentara Amerika Serikat yang bernama High Mobility Multipurpose Wheeled Vehicle (HMMWV). Karena penyebutan nama aslinya kepanjangan dan ribet, maka mobil ini dipanggil Humvee.
Melihat kalau Humvee punya potensi untuk dijual ke rakyat sipil, akhirnya GM membeli hak cipta merek Humvee di tahun 1998. Sejak saat itu, produksi Humvee yang di-rebadge menjadi Hummer H1 menjadi tanggung jawab GM sampai akhirnya mereka penasaran untuk coba-coba membuat SUV yang lebih kalem. Nah, akhirnya SUV tersebut lahir tahun 2002 dan kita mengenalnya sebagai Hummer H2.
Dalam sekejap, Hummer H2 yang tersedia dalam varian SUV dan SUT (Super Utility Truck) langsung sukses besar dengan menorehkan penjualan 30.000 mobil per tahun. Untuk mendulang keuntungan lebih dan memperbanyak modelnya, Hummer juga memproduksi Hummer H3 yang lebih kecil, menggunakan basis mid-size pickup truck milik GM. Ya sekecil-kecilnya Hummer H3 tetap saja ukurannya besar dibanding mobil lain.
Lucunya, sempat ada sindiran di Amerika Serikat di mana para pemilik Hummer H1 selalu merasa mobilnya adalah Hummer sejati jika dibandingkan H2 atau H3. Kasarnya, mereka menganggap SUV Hummer H1 sebagai SUV sejati dan Hummer H2 dan H3 adalah SUV banci, sehingga muncul jargon “H1 goes to war, H2 goes to mall“. Ya memang sih, kalau dilihat dari bentuk, sangaran Hummer H1 kemana-mana, namanya juga mobil perang.
Puncak kesuksesan Hummer ada di tahun 2006, dan setelah itu Hummer langsung diuji dengan berbagai cobaan. Salah satu yang paling terkenal adalah identiknya Hummer dengan pemborosan bahan bakar dan pengotoran lingkungan sejak masa resesi di tanah kelahirannya dan naiknya harga BBM secara drastis.
Memang sih, SUV ini gas buangnya sangat kotor dan konsumsi BBM-nya sangat boros. Dalam kondisi mesin sehat dan pengendaraan normal saja, 1 liter bahan bakar hanya cukup untuk jarak kurang dari 3-4 kilometer. Bayangkan kalau suatu saat harus memacu Hummer agak kencang, mau seboros apa? Untungnya, pemilik Hummer biasanya sudah tidak peduli soal konsumsi BBM. Bensinnya habis? Ya tinggal beli lagi, susah amat.
Akhirnya, tanda-tanda kebangkrutan beberapa merek GM sudah mulai kelihatan dengan dijualnya brand Hummer di tahun 2009. Waktu itu, GM sudah berhasil menjualnya ke Tengzhong Heavy Industrial Machinery Company dengan nilai jual 150 juta US Dollar, namun gara-gara sejumlah penundaan yang alasannya tidak diketahui, kesepakatan ini dibatalkan. Bulan Februari tahun 2010, GM resmi menutup merek Hummer, dan Hummer H3 yang keluar dari pabrik tanggal 24 Mei 2010 adalah Hummer terakhir.
Di Indonesia, Hummer sendiri tak pernah dijual secara resmi, selalu diimpor via IU. Selera miliuner Indonesia yang beragam membuat segala jenis Hummer ada di sini. Humvee? Ada. Hummer H1? Ada. Hummer H2 SUV? Banyak. Hummer H2 SUT? Ada. Hummer H3? Paling banyak. Itu sajakah? Tidak juga, faktanya, Hummer H2 Limousine yang panjangnya bisa menyaingi bus AKAP saja ternyata ada beberapa unit lho di sini. Wow!
Read Next: Review Datsun GO Panca Hatchback Indonesia with Video