Ke Yogyakarta Naik Bus Listrik Kolaborasi Kalista dengan Sumber Alam, Nyaman sih, Tapi….

by  in  Berita & Nasional
Ke Yogyakarta Naik Bus Listrik Kolaborasi Kalista dengan Sumber Alam, Nyaman sih, Tapi….
0  komentar

AutonetMagz.com – Bagi sebagian orang, menaiki kendaraan listrik untuk jarak jauh masih menjadi momok yang menakutkan. Bila menaiki mobil pribadi saja, kita masih menakuti kalau bateraihabis saat stasiun pengecasan masih jauh, bagaimana dengan transportasi umum seperti bus. Lewat ‘kekhawatiran’ itu, Sumber Alam membuka terobosan baru dengan menghadirkan bus listrik. Tarifnya bahkan lebih terjangkau dari bus biasa yang masih menggunakan solar.

Menggunakan unit Higer Coach 12 M, bus ini diimpor utuh dari Tiongkok. Memiliki baterai berkapasitas 303 kWh bertenaga 245 kw, torsi 3.239 Nm, dan range 350 km. Dengan kapasitas penumpang 41 orang, sayangnya bus ini belum dilengkapi toilet layaknya bus AKAP sekelasnya. Wajar harganya bisa lebih murah. Selain itu, bus listrik ini tidak melewati Tol Trans Jawa, melainkan keluar di Pejagan. Kemudian melewati jalur selatan via Ajibarang, melewati Kutoarjo, dan akhirnya sampai di Yogyakarta.

Journey Impression

Kabinnya cukup lega bila dibandingkan Bus AKAP sekelasnya. Kursinya menggunakan kombinasi kulit snitetis dengan fabric pada bagian tengah.Sayangnya, bus ini belum dilengkapi kompartemen cup holder pada setiap kursinya. Untungnya, setiap baris kursi masih disediakan USB untuk charger ponsel dan tersedia dua port yakni type C dan A. Begitu juga dengan kompartemen gantungan di balik kursi untuk meletakkan barang bawaan yang ringan.

Ketika bus ini berjalan, nyaris tidak ada getaran dan suara seperti bis pada umumnya. Pengeraman dan akselerasi terasa smooth, tidak ada gejala mengayun atau brake diving. Selain itu, AC-nya juga sangat dingin sekalipun di cuaca panas. Hanya saja, peletakannya ventilasi AC-nya terlalu diatas kepala, sehingga bisa bikin masuk angin bagi sebagian orang. Sedikit catatan, kursi penumpang yang ada persis di belakang bangku supir legroom-nya sedikit lebih sempit dibanding bangku lainnya.

Pengisian Daya

Kami berangkat dari pool Sumber Alam di Pondok Ungu, Bekasi dengan baterai 95% pada jam 10.00 pagi. Pemberhentian pertama berada di Rumah Makan Taman Selera di daerah Cikamurang, Indramayu, Jawa Barat. Dengan jarak 139 km, bus ini menghabiskan 35% baterai ketika sampai di Cikamurang. Pengisian pertama dilakukan di rumah makan ini, sambil menunggu pengisian baterai kami melakukan makan siang. Dari 60% ke 92%, menghabiskan waktu 58 menit dengan gun charger CCS 2.

Setelah pemberhentian pertama, kami akan menuju Rumah makan Sumber Alam di wilayah Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah. Dengan jarak 193 km, baterai menyisakan 38% sesampainya di Ajibarang. Pengisian di Ajibarang menggunakan dual charging CCS 2 agar lebih cepat (sebelumnya hanya single charging, hanya satu port yang dipakai). Pengisian dari 38% ke 85% memakan waktu 55 menit dan sambil menunggu waktu tersebut kami melakukan santap makan malam.

Setelah itu, barulah kami bertandang ke Jogjakarta via jalur selatan. Sesampainya di Jogjakarta, tepatnya di Fave Hotel Kusumanegara baterai masih menyisakan 41%. Dari pemberhantian terakhir di Ajibarang, kami sudah menempuh 198 km. Oh ya, kecepatan bus ini juga dibatasi tak boleh lebih dari 90 km/jam. Jadi jangan heran kalau waktu tempuhnya terasa lebih lama. Oh ya, harga tiketnya selama masa percobaan ini adalah Rp 170.000. Lebih murah dari bus AKAP sekelasnya yang masih pakai solar.

Kesimpulan

Kesimpulannya, bus ini cocok untuk anda yang mencari kenyamanan namun tidak teburu-buru waktu. Saran dari kami, mungkin bisa ditambahkan kompartemen cup holder di setiap kursi (atau setidaknya cargo net di balik kursi). Selain itu, tambahkan juga fasilitas toilet walaupun akan mengurangi kapasitas kursi dan mungkin menaikkan harga tiket. Penambahan kelas yang lebih tinggi dengan jumlah kursi yang lebih sedikit juga sepertinya baik untuk dipertimbangkan dengan bus listrik ini.

Mengapa tidak melewati tol Trans Jawa? Hal ini karena sarana pengisian baterai di rest area yang tersebar di sepanjang tol tersebut belum kompatibel untuk kendaraan besar seperti bus (baru ada di rest area Ngawi). Tempatnya tidak cukup, baik itu space parkiran maupun tinggi atap yang hanya dikhususkan untuk mobil. Padahal kalau melewati tol Trans Jawa, bisa lebih mengnemat waktu. Walapun mungkin harga tiket akan ada kenaikan.

Bagaimana menurut kalian? sampaikan di kolom komentar!

Read Prev: