Surabaya, AutonetMagz.com – Apa yang langsung muncul di benak kalian kalau kami sebutkan brand MINI? Tentunya, salah satu image yang paling melekat adalah Go-Kart Feeling-nya. Namun, bagaimana jikalau kami sebutkan MINI Electric? Apakah Go-Kart Feeling akan digantikan oleh Tamiya Feeling? Oleh karenanya, tim AutonetMagz mendapatkan kesempatan yang spesial untuk merasakan langsung bagaimana sensasi mengemudikan sebuah MINI Electric di Surabaya. Yuk kita bahas.
Posisi Berkendara khas MINI
Jadi, di kesempatan kali ini, kami menggunakan MINI Electric milik Plaza MINI Arjuna selama 2 hari untuk berkeliling di kota Surabaya. Pertama kali masuk ke dalam kabinnya, kami sebenarnya tidak merasakan ada perbedaan mencolok antara MINI Electric dengan jajaran MINI lainnya. Layout interior masih sama persis, hanya saja permainan warna energetic yellow yang ada di eksterior tetap konsisten diberikan di interiornya. Posisi duduk juga masih khas MINI yaitu cukup rendah namun terbilang fleksibel mengikuti kemauan kita. Sayangnya, untuk sebuah mobil listrik, MINI Electric belum dibekali pengaturan kursi elektrik. Tapi itu hanya isu minor saja, toh posisi berkendara terbaik bisa saya dapatkan di mobil ini dengan mudah.
Saat mulai menyalakan mobil, audio akan memutar suara khusus yang merupakan ignition sound dari mobil ini. Dan FYI, kalau kalian meninggalkan mobil dengan kunci dalam kondisi mobil menyala, maka mobil ini akan mati dengan sendirinya setelah beberapa saat. Jadi, jangan kaget kalau mobil ini tiba-tiba mati saat kalian keluar mobil untuk membuka gerbang rumah atau sejenisnya. Seperti halnya mobil listrik, MINI Electric juga tidak akan bergerak kalau kalian tidak menginjak pedal gasnya. Jadi, setelah kalian menyalakan mobil, menekan tombol unlock di tuas transmisi dan menggeser transmisi ke posisi D, maka kalian harus menginjak gas mobil.
Biasakan One Pedal Driving
Nah, untuk pedal gas sendiri, kalian perlu adaptasi terlebih dahulu karena pedal gas di MINI Electric terbilang unik. Pedal gasnya tidak akan langsung lompat saat kalian menekan pedalnya dengan halus. Namun, kalau kalian menekan sedikit lebih dalam, mobil akan langsung berlari dengan kencang. Bagaimanapun juga, torsi 270 Nm di putaran 0 rpm pada mobil 1,3 ton tidaklah main-main. Perlu tanggung jawab dan kedewasaan untun mengendalikan mobil ini. Oiya, kalian juga harus membiasakan sistem e-Pedal di MINI Electric. Ada 2 tingkat regenerative braking yang bisa kalian pilih, low ataupun high. Tergantung pada seberapa tinggi tingkat regenerative braking yang kalian inginkan.
Berhubung mobil ini adalah sebuah MINI, maka kita lewati saja masalah kapasitas angkut dan fungsionalitasnya. Kenapa? Karena MINI diciptakan bukan untuk hal tersebut. Oiya, kalau kalian klaustrofobia, maka kami sarankan untuk membuka 2 buah sunroof yang ada di atapnya untuk memberikan kesan lega. Permainan ambient light di sistem infotainment dan kabinnya juga memberikan kesan yang unik. Dan warnanya pun bisa diganti sesuai keinginan kalian. Panel instrumen di mobil ini juga bentuknya mirip dengan versi Cooper S, hanya saja ada penyesuaian informasi di dalamnya. Di sebelah kanan terdapat informasi kapasitas baterai, sedangkan di sebelah kiri menunjukkan total energy flow dan regerative braking-nya. Speedometer dan informasi lainnya ada di bagian tengah.
Peforma Buas, Tapi Range…
Oiya, MINI Electric juga punya beberapa mode berkendara yang akan berpengaruh pada jarak berkendaranya. Ada mode Sport, Mid, Green, dan Green+. Kami cukup nyaman menggunakan mode Green sepanjang membawa MINI Electric ini, dengan sesekali memainkan mode Sport untuk melihat peformanya. Oiya, mode Green+ adalah yang paling irit listrik, karena AC akan dimatikan secara langsung saat mode diaktifkan. Selama berkendara dengan MINI Electric, sensasi gokart feeling yang identik dengan mobil-mobil MINI pun masih kami rasakan. Mobil ini punya suspensi yang kaku, dan setir yang punya feedback serta akurasi yang jempolan. Cocok untuk kalian yang memang suka berkendara.
Belum lagi peformanya yang bisa ‘lompat’ dengan torsi dan tenaga yang besar sejak diam. Secara pengendaraan, kami tidak menemukan hal yang kurang menyenangkan pada mobil ini. All is good. Hanya saja, kesenangan yang ditawarkan oleh MINI Electric harus terbatas pada jarak berkendaranya yang terbilang pendek. Sebenarnya, MINI Electric menggunakan baterai 32 kWh, hanya saja kapasitas efektif yang bisa digunakan adalah 28 kWh untuk memperpanjang umur pakai baterainya. Praktis, MINI Electric memiliki range berkendara di angka 225-an kilometer untuk sekali pengisian daya penuh. Namun, bagaimanapun juga, MINI Electric bisa jadi opsi menarik bagi pecinta MINI yang ingin mencicipi sebuah mobil listrik.
Toh ternyata harga jual MINI Electric tak terpaut terlalu jauh dengan MINI Cooper S. Jikalau MINI Cooper S dibanderol 1.029 Miliar, maka MINI Electric dibanderol 1.165 Miliar Rupiah. Kapan lagi mobil listrik hanya selisih 100 juta saja dengan versi bensinnya kan? Dan uniknya, pembelian MINI Electric di Plaza MINI di Pulau Jawa memiliki harga flat lho. Jadi, bagaimana menurut kalian, kawan?
Read Next: Test Drive BMW 218i GranCoupe : Gerbang Masuk Bimmer Jaman Now