AutonetMagz.com – Siapapun yang menjadi POTUS (President Of The United States), akan membawa pengaruh besar bagi dunia. Makanya, semua ribut dengan pemilihan presiden Amerika Serikat kemarin, karena calonnya adalah seorang istri mantan Presiden yang pernah jadi Menlu dan seorang pengusaha kaya yang cukup vokal dalam menyatakan antinya terhadap golongan tertentu. Masalahnya, kedua calon ini sering digambarkan dengan citra yang sama-sama bikin facepalm.
Siapa lagi jika bukan Hillary Clinton dan Donald Trump. Berita bagusnya, Hillary Clinton tidak menang di pemilu kemarin, namun berita buruknya, Donald Trump yang terpilih jadi presiden. Terlepas program-programnya yang menentang LGBT dan mau melindungi warga Amerika asli, Trump minim pengalaman politik, sehingga risiko bila ia memimpin Amerika Serikat sangat tinggi. Satu-satunya yang saya syukuri jika Trump jadi presiden adalah, First lady alias ibu negaranya, yakni Melania Trump sekarang bening seperti piring cantik.
Itu sekedar prolog, dan karena ini situs otomotif, menarik untuk membahas apa yang bisa dilakukan Donald Duck.. eh, Donald Trump bagi industri otomotif Amerika Serikat. Mengutip perkataan John Mashburn, penasihat kebijakan senior Trump di Wall Street Journal,”Pemerintahan Trump akan menyelesaikan kajian komprehensif dari semua peraturan federal. Ini termasuk efisiensi bahan bakar dan emisi standar untuk memastikan mereka tidak merugikan konsumen atau pekerja Amerika.”
Lah, bagus dong? Tunggu dulu, kajian yang dimaksud bisa berarti mencabut undang-undang yang mewajibkan produsen membuat mobil yang emisinya rendah, jadi bisa meningkatkan potensi kematian akibat polusi udara meningkat jika UU itu benar-benar dicabut. Mobil dan truk menyumbang 20% kandungan emisi di AS, dan selama ini, partai republik dan demokrat (bukan versi sini ya, versi sana) selalu memutar otak supaya level emisi di sana terus turun. Kontradiktif ya?
Ditambah dengan fakta bahwa 5,5 juta orang meninggal di seluruh dunia akibat polusi udara. Sebagian besar kematian memang ada di negara berkembang semisal Indonesia, tetapi efek dari racun yang mematikan dalam gas buang adalah sama di mana-mana. Coba pikir, kenapa pabrikan mobil sekarang sibuk mencari energi alternatif yang emisinya tidak beracun? Supaya mereka bisa membuat mobil hingga 100 tahun lagi tanpa dituduh sebagai pembunuh.
Menurut Car Throttle News, Trump akan mengontrol Senat dan DPR yang saat ini berada di bawah kendali Partai Republik, termasuk kantor produsen mobil jika Trump mau. Itu membuatnya lebih mudah untuk mengesahkan undang-undang yang dia inginkan. Menurut sebuah artikel di Jalopnik, ada klaim bahwa orang Amerika sebenarnya tidak ingin mobil-mobil kecil yang irit BBM, soalnya harga bensin di sana murah.
Alasannya, mobil seperti itu bisa mencederai para produsen mobil dan menciptakan pengangguran, karena mereka dipaksa oleh aturan untuk membuat mobil yang belum tentu semuanya mau beli di sana. Apa yang diinginkan? Biasa, just Muricans being Muricans, mereka diklaim hanya ingin truk double cabin besar yang Amerika banget. Jika undang-undang itu dicabut, aturan lain yang melingkupinya bisa melonggar dan produsen bisa bebas membuat mobil yang emisinya terserah mereka.
Michael Brauer dari University of British Columbia di Kanada dikutip oleh BBC dalam sebuah artikel dari Februari 2016 yang mengatakan: “Seluruh penduduk akan untung ketika kualitas udara membaik. Di AS, kita tahu bahwa untuk setiap dolar yang dihabiskan untuk perbaikan polusi udara, kita bisa mendapatkan manfaat senilai $ 4- $ 30 dalam hal kesehatan yang membaik.” Tentu saja harapannya Donal Bebek… eh, Donald Trump mau menyadari hal itu.
Apa yang kamu harapkan bagi industri otomotif Amerika Serikat – bahkan dunia – jika Donald Trump jadi POTUS? Sampaikan di kolom komentar!
Read Next: Inilah 7 Perbedaan Antara Porsche 718 Boxster dan 718 Cayman