AutonetMagz.com – Sebagai penduduk ibu kota DKI Jakarta, setiap hari kita dihadapkan akan kondisi lalu lintas yang selalu macet. Pakai mobil sudah pasti, dan naik motor pun kini mengalami hal yang serupa, macetnya dimana-mana, kadang tak mengenal hari dan jam.
Berdasarkan hasil survei internasional, TomTom sebagai salah satu perusahaan layanan navigasi di dunia, belum lama ini merilis daftar kota-kota di dunia yang mempunyai tingkat kemacetan lalu lintas paling parah. Apakah kota Jakarta termasuk dalam daftar tersebut? Yuk kita intip hasil survey-nya dibawah ini.
Hasil survei menunjukkan bahwa rata-rata pengemudi di seluruh dunia menghabiskan sekitar 8 hari terjebak dalam kemacetan lalu lintas setiap tahun dan di saat jam-jam sibuk. Mereka terjebak macet di jalan-jalan kecil bahkan tak terkecuali jalan protokol yang besar sekalipun.
Dari survei tersebut, ternyata nomor satu kota yang macetnya paling parah adalah Moskow, dengan tingkat kemacetan sebesar 74%. Hal ini didasarkan pada perbandingan waktu tempuh selama jam normal dan jam sibuk untuk setiap kendaraan. Hasilnya menunjukan bahwa pengemudi mobil di Moskow mengalami penundaan 76 jam per jam mereka menyetir pada jam-jam sibuk, sehingga perjalanan yang harusnya bisa dicapai 60 menit, justru akan memakan waktu 2 jam saat kondisi lalu lintas macet parah.
Dibawah ini daftar 10 kota di dunia dengan tingkat kemacetan yang parah:
1. Moskow, Rusia: 74%
2. Istanbul, Turki: 62%
3. Rio de Janeiro, Brasil: 55%
4. Mexico City, Meksiko: 54%
5. São Paulo, Brasil: 46%
6. Palermo, Italia: 39%
7. Warsaw, Polandia: 39%
8. Roma, Italia: 37%
9. Los Angeles, Amerika Serikat: 36%
10. Dublin, Irlandia: 35%
Lalu, mana Jakarta? Nah mungkin surveyor tersebut tidak dapat menemukan para responden karena mereka sedang terjebak dalam kemacetan 😀
By the way, beruntung Jakarta belum termasuk dalam daftar kota dengan tingkat kemacetan paling parah di dunia. Tapi AutonetMagz yakin pengemudi di kota Jakarta sudah sangat eneg dengan macet yang selalu dihadapi tiap hari. Mudah-mudahan pemerintahan yang baru nanti dapat menyelesaikan masalah kemacetan di ibu kota 🙂
Read Next: Akankah Low MPV Eropa Bersaing di Indonesia?
