AutonetMagz.com – Di negara-negara seperti Indonesia, Myanmar, Thailand dan Vietnam, sepeda motor paling gampang dijumpai di jalanan. Harga murah, kredit ringan, dan pelbagai faktor lain membuat populasi motor tumbuh pesat bak cendawan di musim hujan. Tapi seperti yang sudah bisa kita rasakan sekarang, efek negatifnya adalah motor yang tumpah ruah ke jalanan dan bikin macet. Tidak percaya? Coba lihat tiap persimpangan Jakarta deh pas jam berangkat dan pulang kerja.
Di Vietnam juga sama saja, malah kalau sedang jam padat, motor memenuhi jalanan hingga susah bergerak. Sadar kalau kondisi deadlock akan menghantui suatu saat jika tak diberikan tindakan, pemerintah Hanoi, Vietnam sudah bernubuat untuk melarang peredaran motor di Hanoi pada tahun 2025. Jika dilihat-lihat, sama seperti Paris yang melarang peredaran motor yang dibuat sebelum tahun 2000, meski ada beda-beda tipis dalam maksud pembatasannya.
Selain karena alasan macet, motor di sana mayoritas juga merupakan motor tua yang masa bodoh dengan standar emisi. Pokoknya motor jalan, nggak peduli asap ngebul dari knalpot dan bikin orang keracunan. Protes dari publik sih pasti ada, soalnya motor benar-benar menjadi tulang punggung mereka dalam menjaga dapur tetap ngebul atau keperluan transportasi lain seperti ke sekolah, kantor atau pasar.
Tentu saja pemerintah tidak hanya memberi pembatasan tanpa solusi. Saat ini, Hanoi punya 1.000 bis yang siap melayani transportasi umum, dan dalam waktu 14 tahun ke depan, akan ada penambahan armada plus 6 rute Metro baru, 3 jalur Bus Rapid Transit dan 18 jembatan baru. Alasannya? Simpel, supaya orang jarang pakai motor dan pilih transportasi umum yang disediakan pemerintah,dengan demikian, persoalan macet dan emisi bisa dikurangi.
Pelarangan beredarnya motor juga sebenarnya sudah ada di beberapa jalan besar di Jakarta pada jam-jam tertentu, namun jika diperluas pelarangannya, kami tidak yakin gampang diterima dengan cepat. Tahu sendiri orang Jakarta – bahkan luar Jakarta – banyak mengandalkan motor, namun jika masalah transportasi umum sudah beres, cepat, rapi, murah dan nyaman (angkot, Transjakarta, MRT, dll), pelan-pelan pasti pada mau kok naik transportasi umum. Bagaimana pendapatmu? Sampaikan di kolom komentar!
Read Next: Aston Martin DB11 Akhirnya Dirilis di Indonesia