Akibat dari bensin yang kotor akan menyebabkan sisa pembakaran yang tidak sempurna bahkan lebih dari itu, sebut saja fuel pump macet, saringan bensin kotor/mampet, nozzle injeksi mampet, timbulnya kerak di klep dan ruang bakar. Akhirnya ya harus turun mesin juga sih. Tetapi untuk yang satu ini tidak bisa diprediksi, karena kualitas bensin premium itu umumnya bagus, tetapi kalau lagi jelek, ya jelek banget!
Konstruksi mesin Daihatsu Ayla
Serem kan? Memang sih, namanya juga berusaha untuk hemat kan. Tetapi berdasarkan pengalaman dari perusahaan-perusahaan transportasi yang bergantung pada BBM subsidi yang memiliki armada dengan jarak tempuh ratusan kilometer umumnya untuk mobil dengan merk-merk terpercaya masih dapat beroperasi dengan baik tanpa maintenance yang cukup berarti. Memang kebanyakan mobil, baik mobil murah hingga mewah sudah dipersiapkan untuk tahan terhadap bahan bakar bersubsidi, bahkan mobil-mobil mewah yang dijual lewat importir umum yang sudah ratusan ribu kilometer berjalan masih awet-awet saja tuh digunakan oleh armada rental mobil meskipun menggunakan bensin premium.
Sebenarnya untuk menentukan sebuah mobil tahan ketika diisi premium tidak hanya dinilai dari rasio kompresi saja, memang rasio kompresi sangat berpengaruh, tapi masih banyak faktor lain yang ikut berperan. Nah, kalau menurut hemat saya untuk kasus LCGC kurang lebih seperti ini; Percayalah bahwa mobil LCGC tahan diisi premium. Mengapa? Karena pasti mesin mobil tersebut sudah di set untuk dapat mengisi bahan bakar premium meskipun memiliki kompresi tinggi. Itu karena alasan citra jangka panjang dari merk kendaraan yang bersangkutan. Bayangin saja jika sebuah merk mobil di cap gampang rusak oleh masyarakat? Pasti produsen akan berfikir 1.000 kali untuk mengeluarkan mobil tersebut di Indonesia dan orang Indonesia akan berfikir 1.000 kali juga untuk membeli mobil merk tersebut ke depannya. Celaka kan?
Jadi meskipun begitu, kami tentunya sangat mendukung semua pemilik kendaraan baik pemilik mobil LCGC ataupun pemiliki kendaraan biasa untuk mengisi BBM non-subsidi. Karena subsidi merupakan beban bagi negara ketika kita mengisinya. Hmm… lagian pemilik LCGC tinggal menghitung hari juga sih kapan RFID dapat dipasang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum, pasalnya pemilik LCGC tidak diperbolehkan mengisi bensin bersubsidi karena tidak diberikan Ring RFID oleh PT Inti. Gimana? Kalau kita mau awet, mending mobilnya diisi BBM non-subsidi aja kali ya? 😀
Read Next: Mobil-mobil Berkelas di Garasi Mendiang Paul Walker [with Video]