AutonetMagz – Semakin dekatnya GIIAS 2016 yang akan dilaksanakan mulai 11 Agustus 2 bulan lagi, tentu menjadi magnet tersendiri bagi ATPM yang ada di Indonesia, mengingat hampir seluruh ATPM di Indonesia turut berpartisipasi di event Otomotif tahunan terbesar di Indonesia ini. Namun apakah ATPM yang nasibnya sedang mengambang juga turut berpartisipasi? seperti kita tahu ada dua ATPM yang sedang dalam masa transisi, yaitu Ford dan Subaru, dan untungnya pada buka puasa bersama Gaikindo minggu lalu, kami mendapat sekilas info mengenai nasib Subaru Indonesia.
Jika kita jeli memperhatikan layout booth ATPM GIIAS 2016 ini, maka kita akan melihat bahwa layout di 6C (Layout kosong di samping booth KIA) itu belum dinamai, maka, sebuah pertanyaan iseng kami lontarkan ke salah satu anggota dari Seven Events, dan jawabannya mengejutkan. Beliau berkata bahwa sbenarnya booth di lokasi 6C itu sudah dibooking oleh Subaru International (Motor Image) yang berlokasi di Singapore sejak beberapa waktu lalu, karena mereka tidak ingin melewatkan ajang GIIAS 2016 ini.
Namun seiring waktu, tampaknya Motor Image yang mau mewakili Subaru Indonesia masih belum mendapatkan persetujuan dari pemerintah untuk membawa masuk kembali mobil-mobil mereka untuk dipamerkan di GIIAS 2016, sehingga nantinya booth 6C itu akan dijadikan lounge untuk pengunjung beristirahat, kata sumber kami.
Nah timbul pertanyaan kembali, jika mereka sudah berniat untuk ikut dalam GIIAS 2016, meskipun tidak terwujud, apakah mereka sudah yakin dapat mengatasi masalah pajak yang menimpa mereka, karena denda dan hutang yang harus dibayarkan konon katanya mencapai trilyunan rupiah. Sekedar info, Subaru Indonesia diduga curang dalam pajak karena mendaftarkan mobil mereka sebagai mobil berpenggerak 2 roda, padahal semua Subaru kan penggerak 4 roda. Tapi kalau BRZ sih, tidak ada masalah, karena memang satu-satunya Subaru yang RWD.
Memang dari info-info yang beredar selama ini, Subaru Indonesia diklaim akan kembali hidup, tapi mungkin dengan membawa nama PT yang baru, yang entah bagaimana bisa meloloskan entitas bisnis ini dari jeratan denda yang harus dibayarkan. Pertanyaan terakhir, jika memang nanti mereka kembali, dan mungkin dengan menuruti semua legalitas peraturan pajak yang dibebankan oleh pemerintah kepada mobil-mobil AWD mereka, apakah harga Subaru masih tetap kompetitif? Saya pribadi meragukannya, karena ada kemungkinan kita akan melihat sebuah Subaru XV baru dibanderol dengan harga di atas 500 juta, atau sebuah Forester baru seharga 600 atau bahkan 700 jutaan.
Apa pendapatmu? Sampaikan di kolom komentar!
Read Next: Cegah Kecolongan Kedua, Mitsubishi Sepakat Gunakan Auditor Independen