Shenzhen, AutonetMagz.com – Dalam waktu dekat, Denza akan segera mengumumkan kehadiran resmi mereka di pasar Indonesia. Lebih tepatnya adalah pada kuartal pertama tahun 2025 mendatang. Dan sebagai brand baru di Indonesia, produk pertama yang akan dibawa oleh Denza adalah MPV boxy mereka yaitu Denza D9. Kali ini, kami berkesempatan untuk mencoba Denza D9 BEV dalam perjalanan yang cukup panjang ke luar kota Shenzhen. Lantas, seperti apa rasanya? Yuk kita bahas.
Dimanjakan Baris Kedua Yang Melimpah Fitur
Mungkin beberapa diantara kalian sudah tak asing dengan sosok Denza D9, dan itu wajar. Karena, BYD Indonesia sudah sempat memajang Denza D9 di gelaran IIMS 2024 silam. Nah, kali ini, tim AutonetMagz diajak oleh BYD Indonesia untuk mencoba langsung sensari berkendara dengan Denza D9. Bedanya, kami tidak akan menyetir, namun menikmati duduk di baris kedua mobil ini. Perjalanan kali ini dimulai dari Sheraton Nanshan Hotel di Shenzhen. Lalu kami menuju ke Denza Premium Dealer di daerah Zu ZHi Lin, Futian. Perjalanan masih terbilang pendek, hanya sekitar 30 menit saja. Di awal perjalanan ini, kami mengeksplorasi fitur di baris kedua dari Denza D9 BEV.
Baris kedua dari Denza D9 ini menggunakan kursi model pilot seat yang memiliki leg support atau biasa kita sebut ottoman. Tak hanya itu, kursi ini juga memiliki fitur heated dan ventilated serta lumbar support. Seluruh pengaturan umum kursi tersedia di sebuah layar mungil di ujung dari armrest sisi dalam setiap kursi. Di sejumlah model ada dedicated tombol untuk recline, slide dan beberapa fitur lain. Namun, secara default, kita harus mengakses fitur tersebut di dalam menu layar kecil yang tersedia. Oiya, layar ini juga multifungsi, tak hanya untuk mengatur kursi saja namun banyak fiturnya.
Mulai mengatur lampu di seluruh kabin, mengatur suhu AC dan blower, mengatur buka tutup sunroof dan shade panoramic roof. Bahkan hingga mengatur sistem infotainment. Oiya, Denza D9 juga menyediakan chiller di konsol tengah yang di sejumlah tipe. Dan buka tutupnya sudah motorized serta bisa diakses dari layar kecil tersebut. Kalaupun chiller yang disediakan tidak motorized, setidaknya ada kompartemen kecil di sisi atas yang sudah motorized. Meja di depan kursi dan layar RSE menjadi opsional, namun meja dan cup holder di sisi samping kursi sudah standar. Oiya, ada juga slot wireless charger 50W di setiap sisi kursi tengah mobil ini yang sudah dilengkapi stoper.
Oh Jadi Seperti Ini Rasanya Denza D9
Cukup eksplorasi fiturnya, kita bahas rasa berkendaranya. Saat dipakai di jalanan kota Shenzhen, kami merasa bahwa mobil ini terbilang stabil dan mantap. Tak ada issue khusus, bahkan sound proofing mobil ini harus kami beri dua jempol. Respon motor listrik di mobil 5,2 meter ini pun kami rasakan juga masih cukup terasa jambakannya. Bukan berarti mobil besar namun power malah boyo. Satu hal yang kami kritisi, diluar lengkapnya fitur di kursi baris kedua mobil ini. Kami merasakan kursi Denza D9 masih kurang supportif dalam membekap badan. Poin plusnya, kalian bisa super rileks dengan menidurkan kursi baris kedua ini hingga sangat rebah.
Begitu kami memasuki jalan tol dan mobil dipacu dengan kecepatan tinggi, barulah kami merasakan karakter dari bantingan Denza D9. Kami merasakan bahwa suspensi ini terbilang empuk dan nyaman, namun dengan rebound yang terbilang cukup cepat. Alhasil, ada gejalan mental mentul yang mungkin dalam jangka panjang akan membuat beberapa orang motion sickness alias mabok. Bukan yang tidak nyaman, namun kami merasa jikalau suspensi dibuat sedikit lebih kaku justru akan lebih terasa pas. Kaki-kaki mobil ini terasa kaku dengan ban profil 60 dan velg 18 inch-nya. Kabar baiknya, justruk kami bia merasakan kesan menapak di mobil ini lewat kaki-kakinya.
Secara umum, mobil ini menawarkan fitur dan kenyamanan yang layak dipertimbangangkan. Terutama oleh kalian yang ingin meminang BEV luxury berbentuk MPV kotak. Hanya saja, kami masih harus mencoba langsung di jalanan Indonesia hingga akhirnya bisa menyimpulkan bagaimana kesan berkendara dengan mobil ini. Mengapa? Mudah, jalanan di Indonesia jauh lebih tidak rata dan tidak mulus ketimbang China. Jadi, bisa saja rasanya akan berbeda saat sudah mencoba Denza D9 di Indonesia. So, bagaimana menurut kalian?
Read Next: Rangkaian Yamaha Grebek Pasar Rame (GEBER) Berhasil Ramaikan Cianjur