Surabaya, AutonetMagz.com – Seperti yang kita ketahui bersama, BYD Motor Indonesia telah memperkenalkan MPV listrik pertama mereka di Indonesia, yaitu BYD M6. Dan mobil ini kini menjadi satu-satunya MPV listrik 3 baris yang bisa kalian beli di Indonesia. Lantas, bagaimana rasa berkendaranya? Bagaimana impresi dan juga konsumsi listriknya saat digunakan untuk berkendara ke luar kota? Simak artikel ini untuk pembahasan lengkapnya.
Ekterior & Interior Mewah ala BYD
Perjalanan kali ini dimulai dari dealer BYD Arista Kenjeran, dimana kami menggunakan BYD M6 tipe Superior sebanyak 5 unit kendaraan. Kebetulan, unit yang kami gunakan adalah tipe tertinggi yaitu BYD M6 Superior Captain Seat. Designwise, kami tidak ada masalah dengan desain mobil ini, justru malah terlihat menjanjikan. Aplikasi bahasa desain dragon face di fascia depan mobil ini membuat BYD M6 terlihat modern, elegan dan sporty di waktu yang sama. Berbeda dengan rival hybrid-nya yang justru berkesan tough dan SUV look. Lampu depan dengan proyektor model cube pun terkesan lebih “mewah” dan “mahal”.
Masuk ke interior, BYD M6 menggunakan banyak material empuk di bagian dashboard dan doortrim yang sering tersentuh tangan. Perpaduan penggunaan bahan kulit dan juga material kayu juga memberikan kesan mewah. Apalagi jikalau kalian melihat panoramic roof-nya yang penuh sampai ke baris kedua dengan shade yang menggunakan mekanisme roll. Posisi duduk di mobil ini juga terbilang fleksibel berkat pengaturan kursi yang leluasa dan juga sudah elektrik. Sedangkan pengaturan setir juga sudah tilt & telescopic. Visibilitas ke depan terbilang bagus walaupun posisi dashboard agak tinggi. Pandangan di sekitar pilar A juga tertolong dengan kaca segitiga diantara pilar dan spion.
Rem Super Pakem, Handling Mantap
Kami pun mulai berkendara dengan BYD M6, dan yang paling pertama kami rasakan adalah peforma pengeremannya. Rem cakram di keempat roda memang terbilang ‘menggigit; di mobil ini, namun butuh pembiasaan untuk mengoperasikan pedal rem yang sensitif ini. Kami mengakalinya dengan menggunakan mode “larger” di regenerative braking-nya sehingga untuk pengereman yang halus kami hanya perlu melepas pedal gas saja. Sedangkan mode berkendara kami cenderung ke Eco yang lebih comfort ketimbang Normal dan Sport. Berikutnya, kami juga mengapresiasi kekedapan kabin dari BYD M6. Kekedapan sampingnya bagus, walaupun road noise dari kolong cukup masuk.
Untuk bantingan, kami merasakan bahwa BYD M6 memiliki travel suspensi yang cukup panjang namun dengan rebound yang cukup cepat. Alhasil, untuk berkendara santai melewati polisi tidur tentunya tak ada masalah. Namun, saat melewati jalanan tidak rata atau speed trap, masih akan ada rasa sedikit kaku di bantingannya, walaupun tidak sampai mengganggu. Setting suspensi yang moderat ini berpengaruh pada handling mobil ini. Untuk sebuah MPV medium, mobil ini terbilang mudah dikendalikan dan diajak bermanuver. Gejala limbung cukup minim walaupun body roll khas MPV tetap ada saat menikung dengan kecepatan tinggi.
Fitur BYD M6 Komplit, Ruang Lega
Untuk urusan fitur, BYD M6 juga sudah memenuhi kebutuhan umum untuk pengguna MPV. Sistem infotainment di mobil ini terbilang canggih dengan layar yang bisa berputar orientasi. Konektivitas Apple CarPlay dan Android Auto sudah wireless pula. Dan ada fitur voice command dengan bahasa inggris. Panel instrumennya gabungan digital dan analog yang terbilang komplit walaupun mungkin butuh pembiasaan untuk membaca informasinya yang banyak. Fitur ADAS di mobil ini pun bisa diandalkan, termasuk intelligent Cruise Control (ICC) yang bisa kita manfaatkan di jalan bebas hambatan. Selain itu, kamera 360 di mobil ini juga bisa diandalkan, ada animasi dan efek 3D dan punya resolusi yang ciamik.
Dan terakhir, kami mau komentari pengeluaran untuk perjalanan dari Surabaya ke Malang. Sebagai gambaran, kami memulai perjalanan dari daerah Kenjeran namun membelah kemacetan kota Surabaya terlebih dahulu. Kami baru masuk tol di area Kota Satelit, dan berjalan dengan pace 60 km/jam ke arah Araya Malang. Total perjalanan mencapai 98,8 kilometer dengan konsumsi listrik di angka 13,6 kWh. Kalau dikonversi, konsumsi listrik BYD M6 ada di angka 7,2 km/kWh atau setara Rp.342,- per kilometer dengan biaya per kWh sesuai harga umum SPKLU. Total pengeluaran untuk perjalanan ke malang adalah 33 ribuan Rupiah.
Konsumsi Listrik BYD M6 Irit
Angka ini terbilang menarik, karena pada umumnya pengeluaran medium MPV bermesin bensin dengan konsumsi BBM 1:10 mencapai hampir 150 ribuan Rupiah. Artinya, BYD M6 5 kali lebih hemat ketimbang MPV sekelasnya yang masih menggunakan mesin konvensional. Setelah itu, perjalanan berlanjut ke arah Pandaan dan kembali ke Surabaya. Di rute ini, kami mencoba duduk di captain seat baris keduanya. Secara umum, head room dan leg room di baris kedua BYD M6 terbilang lega. Captain seat-nya proper, dan pengaturannya juga fleksibel. Masih ada AC di baris kedua dan ketiga, termasuk juga power outlet berupa USB.
Lantas, setelah mencoba langsung BYD M6, apa kesimpulannya? Mudah, BYD M6 saat ini jadi satu-satunya opsi yang worth the money kalau kalian ingin mencoba BEV 3 row di Indonesia. Tak ada rival lain dan secara keseluruhan mobil ini menawarkan segala hal yang dibutuhkan dari sebuah MPV. Jadi, bagaimana menurut kalian, kawan?
Read Next: GIIAS Surabaya 2024: Wuling Bawa Beragam Produk Unggulan dan Promo Menarik!