AutonetMagz.com – Kalau kita perhatikan diversifikasi brand otomotif di Indonesia, bisa dikatakan saat ini ada banyak opsi merk mobil yang bisa kita pilih. Mulai dari brand Eropa dan Jepang, Korea Selatan dan bahkan dari China. Yap, brand otomotif China yang dahulu dipandang sebelah mata kini mulai menarik perhatian dunia. Dan faktanya, China baru saja berhasil mengalahkan Jepang sebagai negara dengan ekspor mobil terbesar di pasar global. Yuk kita bahas lebih lanjut.
Kalahkan Jepang di Q1 2023
Mengacu pada data di kuartal pertama tahun 2023 ini, China berhasil mengukuhkan diri sebagai negara dengan jumlah ekspor mobil terbesar di dunia, mengalahkan Jepang. Ada beberapa faktor penting yang membuat China berhasil meraih posisi bergengsi tersebut, termasuk perkembangan pasar di Russia. Lho? Kok bisa? Apa hubungannya? Sangat erat. Pasar otomotif di Russia juga tengah bertumbuh, terutama di segmen elektrifikasi. Dan sudah menjadi rahasia umum jikalau banyak mobil China yang diekspor ke Russia karena kondisi geografi dan politik keduanya yang memang dekat.
Pasar Russia & Segmen EV Berperan Besar
Mengacu pada data Nikkei, Pabrikan-pabrikan otomotif di China berhasil meningkatkan angka ekspor sebanyak 58% ketimbang periode yang sama di tahun lalu. Sebagai perbandingan, peningkatan ekspor mobil dari pabrikan Jepang hanya di angka 6% saja. Angka yang cukup signifikan perbedaanya. Lebih detailnya lagi, Asosiasi Pabrikan Mobil China menyatakan bahwa di Q1 2023 mereka berhasil mengekspor 1,07 juta kendaraan keluar dari China. Dimana Jepang hanya mengekspor 950 ribu unit kendaraan saja di periode yang sama. Dan dari 1 jutaan unit mobil China yang diekspor, 140 ribu unit diantaranya memiliki tujuan ke Russia.
FYI, angka tersebut sudah naik 3 kali lipat ketimbang sebelumnya, dimana ada sejumlah faktor lain yang mempengaruhi, termasuk faktor perang Russia dan Ukraina. Kalau kalian ingat, sejumlah pabrikan mobil asal Jepang dan Eropa memutuskan untuk angkat kaki dari Russia pasca mereka melakukan invasi ke Ukraina. Tentunya, hal tersebut berpengaruh terhadap capaian ekspor. Sedangkan pabrikan mobil asal China tidak melakukan hal yang sama. Oiya, pertumbuhan segmen elektrifikasi global juga punya peranan penting. Dari 1,07 juta ekspor mobil China, 380 ribu unit diantaranya merupakan mobil listrik. Dan angka tersebut menyumbang hampir 40% dari total ekspor China.
Rebutan Pasar Asia Tenggara
Ini merupakan strategi yang cerdas dari pabrikan China, dimana mereka berani bermain di segmen elektrifikasi termasuk mobil listrik murni. Sedangkan pabrikan asal Jepang masih malu-malu dan terkesan enggan all out di segmen ini. Resikonya jelas, salah satu pasar penting di Asia yaitu pasar Asia Tenggara bisa saja dikuasai pabrikan China jikalau pabrika Jepang tidak bertindak. Yap, pasar Asia Tenggara termasuk pasar negeri kita, Indonesia. Lantas, negara mana saja yang jadi favorit produk China untuk diekspor? Pertama, ada Belgia, dan kedua adalah Australia. Yang menarik, negara ketiga adalah Thailand yang merupakan tetangga dekat kita.
Ini menjadi ancaman serius bagi pabrikan Jepang di Asia Tenggara. Karena sudah jadi rahasia umum jikalau pabrikan Jepang sangat mendominasi pangsa pasar ASEAN, termasuk Indonesia. Strategi BEV dari pabrikan China bisa menjadi ancaman tersendiri bagi mereka. Jadi, kita lihat bagaimana respon dari Jepang terhadap kondisi ini. Mampukah mereka kembali mengalahkan China? Kita tunggu saja.
Read Next: Standar Emisi Euro 7 Banyak Ditentang, Apa Alasannya?